Bukan Cuma Kaki yang Melangkah, Tapi Adab juga Dibawa

Tangga adalah bagian terpenting dari sekolah, apalagi sekarang hampir semua sekolah sudah dibangun bertingkat. Setiap hari, ratusan bahkan ribuan langkah melintasi tangga di sekolah, naik ke kelas, turun ke lapangan, beli jajan di kantin saat istirahat atau sekadar berpindah kelas dari lantai 1 ke lantai yang lain. Memang terlihat sepele namun, tahukah kamu bahwa cara kita menggunakan tangga mencerminkan sikap, kedisiplinan dan karakter kita sebagai pelajar?

Tangga bukan hanya tempat berpindah lantai, tetapi juga ruang bersama yang memerlukan kesadaran, tata krama, dan rasa hormat terhadap orang lain. Adab naik turun tangga bukan sekedar aturan, tapi bagian dari membangun budaya tertib, saling menghormati dan menjaga keselamatan bersama.  Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memahami dan menerapkan adab saat naik dan turun tangga agar tercipta lingkungan sekolah yang aman, tertib, dan nyaman untuk semua.

Aturan naik dan turun tangga diantaranya:

  1. Naik dan turun di sisi kiri adalah kunci ketertiban

Adab yang perlu diterapkan adalah berjalan di sebelah kiri saat naik ataupun turun tangga. Mengapa ini penting?

Hal ini bertujuan supaya tidak terjadi tabrakan antara siswa yang naik maupun yang turun. Alur juga lebih lancar, seperti lalu lintas jika semua sesuai dengan jalur yang benar maka kondisi di tangga juga teratur. Selain itu juga untuk melatih kedisiplinan. Kecil tapi bermakna. Kebiasaan ini untuk melatih kita mengikuti aturan untuk kepentingan bersama dan kenyamanan di lingkungan sekolah.

  • Tidak saling mendahului

Kita pasti pernah kaget dan tidak nyaman saat tiba-tiba ada yang mendahului kita dengan terburu-buru saat berada di tangga. Hal seperti ini harus kita hindari, mengapa? Karena sangat berbahaya yang bisa menyebabkan seseorang bisa terjatuh, selain itu bisa mengganggu kenyamanan. Tidak saling mendahului juga melatih kita untuk bersabar, menahan diri dan menghormati ruang orang lain.

Ketika semua warga sekolah menerapkan adab naik turun tangga dengan baik, suasana sekolah menjadi lebih nyaman, aman, dan penuh rasa saling menghargai. Dari hal kecil seperti ini kita sedang membangun karakter dan kebiasaan baik yang akan berguna seumur hidup. Jadi mari kita mulai dari tangga. Tertib bukan hanya untuk orang lain, tapi juga untuk kebaikan diri kita sendiri. Naik turun tangga dengan adab, berarti kita sedang melangkah menuju pribadi yang lebih disiplin dan peduli.

Berbagi dengan Hati, Menanamkan Rasa Peduli Sejak Dini

Berbagi adalah salah satu tindakan yang paling mulia dan indah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berbagi, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga membangun kebahagiaan dan keharmonisan dalam masyarakat.

Salah satu cara untuk berbagi dan peduli terhadap lingkungan sekitar maka di sekolah kami mengadakan bakti Sosial (Baksos). Kegiatan baksos ini merupakan bagian dari program tahunan sekolah yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai sosial, rasa peduli dan empati siswa kepada masyarakat yang kurang mampu di lingkungan sekitar sekolah.

Kegiatan ini membagikan sembako yang berisi beras, minyak goreng, mie instan dan gula. Selain membagikan bantuan, para siswa juga diajak untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat, mendengarkan cerita mereka, dan belajar memahami kehidupan orang lain dari perspektif yang berbeda. Walaupun sebenarnya kegiatan ini belum dapat menyelesaikan secara tuntas persoalan hidup yang mereka hadapi, tetapi paling tidak, sedikit membantu beban hidup mereka.

Tujuan diadakannya program tahunan ini diantaranya:

1. Menumbuhkan Empati dan Kepedulian Sosial
Dengan terlibat secara langsung dalam kegiatan sosial, siswa diharapkan dapat belajar untuk peduli terhadap sesama dan lebih peka terhadap kondisi orang lain.

2. Mengajarkan Nilai Bersyukur
Dengan pengalaman melihat dan berinteraksi dengan masyarakat yang hidup dalam keterbatasan secara langsung, siswa diajak untuk lebih menghargai apa yang mereka miliki sekarang

3. Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab dan Gotong Royong
Kegiatan ini mengajarkan pentingnya kerja sama dan tanggung jawab sosial saat mereka melihat ada yang kesulitan di lingkungan mereka kelak dewasa

4. Mengembangkan Karakter Positif
Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan nilai kejujuran, keikhlasan, dan kerendahan hati yang akan tumbuh dari pengalaman langsung membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan.


Dengan adanya kegiatan baksos seperti ini, sekolah mengharapkan siswa tidak hanya tumbuh sebagai individu yang cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, dan peduli terhadap masyarakat yang memerlukan uluran tangan di lingkungan sekitar. Kegiatan ini juga menjadi jembatan yang mempererat hubungan antara sekolah dan masyarakat sekitar, membangun semangat kebersamaan yang positif dan berkelanjutan.

Bintang Pemantik Semangat Disiplin

Ini adalah kisah sederhana tentang seorang murid kelas 1 yang bernama “A”. Suatu hari, guru bertanya kepada seluruh siswa di kelas tentang rutinitas mereka di rumah, khususnya apakah mereka biasa menggosok gigi sebelum tidur. Jawaban siswa beragam: ada yang sudah terbiasa, namun ada juga yang masih jarang melakukannya. “A” termasuk yang belum terbiasa menjaga kebersihan gigi di malam hari.

Melihat hal itu, guru memulai inisiatif kecil: memberikan satu bintang setiap kali seorang murid menggosok gigi sebelum tidur. Setiap pagi, siswa-siswi akan ditanya apakah mereka sudah melakukannya pada malam sebelumnya. Tak disangka, antusiasme mereka meningkat. Bahkan “A”, yang sebelumnya kurang disiplin, mulai menunjukkan perubahan. Ia mulai rajin gosok gigi dan terus menjawab dengan yakin setiap harinya. Bintang demi bintang pun diberikan sebagai bentuk apresiasi.

Guru menjelaskan tentang disiplin kebersihan dan kesehatan, siswa memahami serta merasakan manfaat dari kedisiplinan.

Waktu berlalu. Tahun ajaran pun berganti. Kini “A” sudah duduk di bangku kelas 2. Meskipun sistem pemberian bintang tidak lagi diterapkan, orang tua “A” mengonfirmasi bahwa kebiasaan baik itu tetap bertahan. Ia tetap rajin menggosok gigi sebelum tidur, tanpa diminta, tanpa imbalan, tanpa “Bintang“.

Sebuah kebiasaan kecil yang tumbuh menjadi disiplin jangka panjang.
Semoga catatan sederhana ini bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman pendidik dan orang tua: bahwa apresiasi kecil pun bisa menyalakan semangat besar.